Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

I Like it! So What?!

Suka Korea-koreaan, tidak cinta negeri sendiri?! . Kalimat yang masih menjadi pernyataan terus menerus. Bagaimana mereka yang anti korea itu bisa mengukur nasionalisme kami hanya dari sepotong kecil bagian hidup kami. Hanya karena mereka tak suka Korea-koreaan lalu mereka sangat cinta negaranya? Begitu? . Lucu saja banyak sekali orang, kebanyakan laki-laki yang entah kenapa selalu panas setiap kali mendengar Korea, k-pop, drama dan lainnya. Krisis kepercayaan dirikah kalian? Takut dibandingkan dengan oppa-oppa ganteng yang katanya plastik (padahal orang di Indonesia juga banyak tuh yang operasi) nanti akan ada argumen tidak sebanyak di sana. Yo wes, sakarepmu. Yang jelas kalau mau buka mata, pakai kuota internet buat cari tahu tuh artis-artis yang dikatain plastik emang operasi plastik apa tidak, jangan-jangan pikiran kalian saja yang overgeneralisasi. Menyamaratakan semuanya. Padahal kebanyakan entertainer di sana memang sudah kinclong dari orok. . Suka nyinyirin kesukaan orang

Mencintai atau Dicintai?

Kita sering mendengar, mendapatkan, bahkan yang melontarkan pertanyaan lebih baik kamu mencintai atau dicintai? Tentu saja setiap orang memiliki jawaban yang berbeda. Tergantung pada apa yang diinginkan, dibutuhkan, dan apa yang dialami. Bagi orang yang selalu mencintai, dia ingin juga dicintai. Begitu juga dengan orang yang selalu dicintai, dia juga ingin sesekali mencintai. Tapi ada satu hal yang diinginkan oleh semua orang di belahan bumi manapun, kita semua ingin dicintai oleh orang yang kita cintai bukan? Atau mencintai orang yang juga mencintai kita. Intinya saling mencintai. Lalu aku bagaimana? Tentu aku ingin saling mencintai dengan seseorang, mungkin nanti. Namun, jika aku diberikan sebuah pertanyaan untuk saat ini aku lebih memilih dicintai atau mencintai, aku memilih mencintai. Ya aku memilih mencintai karena beberapa alasan. Aku orang yang sangat teguh pada sesuatu, ketika aku suka atau tidak suka maka proses itu akan sangatlah lama. Bagiku berusaha mencintai orang

Cerita Aku Si Mahasiswi Psikologi #Part 2

Psikolog dan Stigma Assalamualaikum. Kembali lagi dengan saya si pemilik blog ini. Apa kabar pemirsa? Duh tulisan ini ditulis, saat lagi pening mengerjakan tugas akhir, tidak jauh-jauh dari proposal, laporan, kasus, jurnal dan lainnya. Mahasiswa psikologi memang senang dengan masalah ya, bahkan sering cari masalah loh, bukan buat dikepoin doang ya tapi dicari bagiamana jalan keluarnya. (Jadi kamu masih gak percaya kalau mahasiswa psikologi itu mantu idaman banget?) Kali ini mau bahas Psikolog dan Stigma. Tau kan ya Stigma apa? Stigma disini bukan judul lagunya V BTS loh guys. Jadi Stigma itu adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karna pengaruh lingkungannya; tanda yang diberikan oleh orang di sekitar kepada seseorang atau bisa jadi kelompok. Hubungannya sama pembahasan sekarang apa? Nah tau gak orang-orang gak mau konsultasi ke Psikolog itu kenapa? Kebanyakan takut sama stigma masyarakat yang kalo konsultasi ke Psikolog artinya kamu "bermasalah". Come

Perihal Jodohku Kelak

Assalamualaikum para pembaca setia. Baik yang masih sendiri, sudah bersama si doi, ataupun masih abu-abu kisahnya. Datang lagi, ingin berbagi cerita. Semalam ada obrolan panjang antara aku dan ibu. Bahasannya pun tak main-main, menikah. Ada salah satu keluarga yang menikah, dan itulah yang menggiring pembahasannya ke sana. Jadi selama ini orang-orang sering sekali berkata "Standar kamu jangan ketinggian makanya susah cari pasangan" atau "Buka diri dong, jangan susah didekati gitu". Fyuuuh (membuang napas panjang). Ah, penonton memang seringkali sok tahu ya pemirsa. Hahaha Hal pertama yang membuat aku sampai saat ini masih betah sendiri karena aku ingin menghabiskan waktuku dengan diriku sendiri terlebih dahulu sebelum membaginya dengan orang lain. Aku ingin sebuah perkenalan nanti saat aku memang sudah siap ke jenjang yang serius alias menikah. Aku tidak mau berkenalan hanya untuk sekedar tahu, sayang lalu pisah, aku cuma punya hati satu dan ingin kujaga selalu.

Luka-Kuat

Ada banyak hal yang mengganjal akhir-akhir ini, aku ingin bercerita, menangis sesenggukan, hanya saja sisa-sisa harap itu menguatkan bahwa ini adalah cara Tuhan menbuatku tumbuh lebih kuat. Lalu aku putuskan menangis sendirian saja tanpamu, tanpa mereka, tanpa siapapun. Aku sudah terlalu lelah mendengar orang-orang berkata "Cari aku ketika merasa butuh seseorang" nyatanya adalah kita semua sibuk dengan urusan masing-masing kan? Aku tidak butuh Superman, meskipun aku ceroboh aku tahu aku bisa menghadapi semuanya sendirian. Aku hanya butuh teman bicara satu atau dua menit saja, hanya itu, tapi satu detik saja tak bisa diberikan. Sekarang aku mengerti kita tak punya kesempatan lagi, aku sudah lama kehilanganmu, dan kamu tak akan bisa kembali lagi. Kamu tak lagi mengenaliku, aku pun juga begitu. Hari ini aku juga mengerti sangat mengerti, bahwa untuk beberapa orang pembicaraan hanyalah basa basi saja. Menawarkan tapi tak benar-benar ingin memberikan, meminta tak benar-benar

Dejavu Lagi; Ngurah Rai

Tulisan ini ditulis saat di bandara Ngurah Rai, 8 Juni lalu. Iya ini telat di-posting. Sudah dua kali berada di bandara yang sama pada tanggal yang sama. Kalau kamu baca tulisanku yang dejavu part pertama pasti tahu. Ah Juni selalu menyimpan banyak cerita. . . . . Dejavu lagi Hari ini tanggal 8 juni 2018. Aku mendapat sebuah notifikasi dari masa lalu. Salah satu media sosial yang selalu rutin mengingatkan bahwa ada kenangan di setiap harinya. Dua tahun lalu, di tempat yang sama, hari yang sama, aku berada di sana. Bandar udara, sebuah tempat yang bagiku selalu asing sesering apapun aku berada di sana. Aku selalu merasa ingin cepat Pergi, ya pulang ke rumah. Begitu banyak orang yang kutemui silih berganti, dari penerbangan pagi hingga penerbangan selepas tenggelamnya matahari. Dari banyak pengalaman di bandaranaku belajar, bahwa manusia seperti penumpang pesawat. Setiap orang memiliki rutenya, jadwalnya masing-masing. Ada yang transit ada yang tidak, ada yang mengambil satu p

Lukamu Dariku, Maafkanlah

Assalamualaikum. Apa kabar kalian pembaca blog usang dan bersarang laba-laba ini? Sudah lama ya tidak menyapa, sudah lama tidak berbagi cerita, sudah lama ya. Ah rasanya ingin menangis, mengingat sudah lama aku tidak menulis. Selama menghilang, banyak hal yang terjadi. Pertama, yeah aku sudah 21 tahun. Yuhuuuu dah masuk dewasa awal nih, makin banyak tugas yang mesti dipenuhi, semoga bisa memberikan progres yang baik. Then, rumah baru. Etss ini rumah beneran ya, bukan analogi. Ya, aku sudah pindah rumah. Sedih iya, yang namanya perpisahan selalu menyedihkan kan? Btw sekarang lagi sibuk-sibuknya jadi anak magang nih. Cieee naik level, yang biasanya anak kuliahan aja, sekarang punya sambilan. Dan terakhir bentar lagi KKN pemirsa, dan gak main-main dapatnya di ketinggian gitu. Yuhuu gunung untuk kudaki. Kenapa aku datang malam ini? Aku sedang mengingat betapa sepinya malam ini, dan kembali mengenang orang-orang yang pernah kulukai, terlebih mereka yang menaruh harap dan rasa padaku

Ujian Nasional, Ujian Hidup. Nostalgia.

Aku membuka folder lama, aku menemukan tulisan ini. Dulu saat aku masih SMA, saat sedang asyiknya menulis, mulai aktif di ekskul mading dan sekolah. Well, merasa dinasehati oleh didri sendiri dari masa lalu. Kok dulu bisa nulis gini? Baiklah anggap saja sekarang sedang melewati ujian hidup. Untuk yang sedang ujian nasional atau menjalani ujian hidup, kuatlah dan jangan lupakan Allah selalu bersama kita. kita bisa, kita mampu, karena itu kita diuji. Tabah dan sabrlah wahai diriku yang sekarang, terima kasih aku yang dulu. “ Ujian Nasional, Ujian Hidup” Created by Nurhasanah XI IPS 2 Ujian Nasional atau biasa disebut UN merupakan ujian akhir sekolah yang mesti dan   harus ditempuh oleh seluruh pelajar Indonesia yang sudah berada di kelas teratas atau paling senior. Mulai dari SD, SMP, hingga SMA. UN selalu sukses membuat para pelajar menggigil ketakutan, grogi setengah gila, bahkan gejala-gejala aneh lainnya. Seperti migren dadakan, mules tiba-tiba, perasaan campur aduk m

Apa Kabarmu?

Gambar
Apa kabarmu, pemilik mata jelaga yang meakutkan namun begitu meneduhkan?. Hari-hariku terasa berjalan begitu lambat, sedang kamu tak kutemukan di setiap tempat. Tempat-tempat di mana aku memberi tanda kita di sana. Hingga detik ini, aku masih saja meridukanmu. Tak peduli bagaimana luka di hatiku karenamu. Bagiku, rindu padamu adalah candu, aku tak bisa berhenti walau aku ingin mengakhiri. Apa kabarmu, pemilik wajah tegas dengan senyum manis?. Aku masih memikirkanmu, berharap kau juga sedang memikirkanku. Apakah aku terlalu berharap? Baiklah, aku tak akan berharap. Tapi izinkan aku selalu mengenangmu, setidaknya kau selalu ada dalam ingatanku. Aku tak akan berharap hal yang sama, karena kutahu tak ada waktu luangmu untuk mengingatku. Tak apa-apa, aku sudah biasa dengan kisah seperti ini, diabaikan seperti biasanya. Apa kabarmu, pencuri hati yang tak kembali? Sudah sampai manakah perjalananmu? Apakah aku tak ada dalam rencana hidupmu? Aku selalu bertanya hal yang tak seharusn

Dilan, Kegilaan, dan Kebaperan

Gambar
Tahu gak kenapa Dilan dengan segala kegilaannya berhasil membuat para perempuan mengalami Kebaperan? Dilan menunjukkan karakter yang gentle-man, bukan bad boy tapi nice guy. Pada dasarnya perempuan itu suka diperlakukan istimewa dalam hal sekecil apapun, ingin dilindungi, dimengerti, diakui, dan diberikan kejelasan. Well, lihat Dilan. Dari awal dia sudah jelas tujuannya mendekati Milea apa, Dilan yang panglima tempur tapi memperlakukan perempuan dengan baik bahkan ke perempuan yang tidak dia suka sekalipun (kata Dilan, tak mencintai bukan berarti membenci), begitu beraninya Dilan melindungi perempuan yang dia sayang, saat Milea khawatir lihat cara Dilan menenangkannya, Dilan mau menurunkan egonya, mau mengalah. Memang ada saat Dilan tidak mendengar Milea, lalu karena hal itu mereka pisah, tapi alasannya waktu itu Dilan terbakar cemburu. Kata orang bijak api yang paling cepat merambat membakar habis segalanya adalah kecemburuan. Dilan juga manusia. Dilan bilang apa? Cemburu han

Cerita Aku si Mahasiswi Psikologi

Gambar
Assalamualaikum. Hallo everibadeh. Menyapa kalian lagi nih, but ini tulisan agak berbeda dari biasanya. Edisi curhatan, tapi bukan tentang perasaan. Curhatan tentang pengalaman suka dan duka jadi mahasiswi Psikologi. Mulai aja deh, gak usah banyak basa-basi, yuk simak. Cekidot. Sekarang nin saya Semester 5, duh udah selesai kuliah semester 5nya nunggu ujian aja. Besok senin ujian tolong doakan biar lancar dipermudah, IPK naik. Duh banyak mintanya nih pemirsa. Yaps maklum semester tingkat akhir gitu. Selama 2 tahun 5 bulan ini banyak sekali yang saya alami. Saya sih mau bahas yang dukanya baru sukanya. Biar kayak pepatah berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Duka jadi mahasiswa psikologi itu apa sih Nung? Oke dukanya pertama setiap kali orang tahu jurusan Psikologi mereka langsung bilang "bisa baca wajah dong?" "Bisa baca garis tangan?" "Baca karakter saya dong" dan sejenisnya. Ya kadang kita

Ro-man-tis

Gambar
Roman. Romansa. Romantika. Romantis. Romantisme. Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata-kata itu? Kisah cinta ala Romeo Juliet? Atau Beauty and the Beast? Laila Majnun? Atau mungkin Habibie Ainun? Ceritakan padaku kisah seperti apa yang terlintas di otakmu. Aku sudah mulai lupa bagaimana rasanya dicintai oleh seseorang. Aku sudah lupa bagaimana rasanya diperhatikan seseorang. Bahkan aku sudah lupa bagaimana rasanya bahagia memiliki seseorang yang selalu ada untuk menemaniku menjalani hari-hari beratku. Bukan. Bukannya aku mengeluh. Aku hanya ingin mengulik perasaan yang mengusikku akhir-akhir ini. Aku seperti seorang penderita tuna asmara, yang tak tahu bagaimana cara mencintai dan menerima cinta orang lain. Kau tahu sudah sangat lama, sangat lama aku tak memiliki seseorang yang akan bertanya apa kabar, bagaimana hariku, dan sejenisnya. Bukannya kekanak-kanakan atau aku sangat ingin diperlakukan begitu oleh orang lain. Aku hanya bertanya pada diri sendiri, sebegitu sib

Short but Soft :)

Gambar
Bu, katanya aku membosankan. "Kalau begitu temukan seseorang yang meski tahu kamu membosankan dia tetap bertahan.” Tapi katanya aku juga tak menyenangkan. "Kalau begitu temukan seseorang yang meski tahu kamu tak selalu bisa membuatnya bahagia dia selalu ada." Tapi katanya... "Nak, suatu saat dia pasti datang. Orang  yang memang tepat untukmu, yang memang ditakdirkan untukmu. Jika saat ini kamu ditinggalkan atau diabaikan, sederhana saja, dia bukanlah yang tepat dan terbaik untukmu." Bu aku ingin seseorang yang aku inginkan juga menginginkan aku. Seseorang yang aku butuhkan juga membutuhkan aku. Seseorang yang aku harapkan juga mengharapkan aku. Seseorang yang aku dambaan juga mendambakan aku. Semoga, semesta mengaminkan. :)