Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Cerita Luka Pada Rindu, 2017-2018

Gambar
Assalamualaikum. Hallo, pembaca setia blogku. Apa kabar? Semoga baik-baik. InsyaAllah. Btw, sudah penghuni tahun saja ya. Tahun baruan kemana nih? Me? Sesuai pesan ibu negara, harus stay di kontrakan, tidak boleh ke mana-mana. Postingan kali ini mau bahas buku kedua saya berjudul Cerita Luka Pada Rindu. Ah, dari judulnya sudah tahu kan ini tentang apa. Yaps, ini cerita tentang luka-luka pada rindu-rindu yang tetap ada meski sudah terluka. Harapannya dengan menceritakan luka-luka itu, si rindu tidak menuntut macam-macam. Buku ini adalah kumpulan puisi, yes saya juga suka menulis puisi pemirsa, bukan hanya cerita pendek. Hehe. But, suka bukan berarti bisa melakukannya dengan luar biasa kan? Meski karya puisi saya banyak lolos event dan dibukukan dalam antalogi, bahkan pernah masuk 10 besar puisi terbaik di urutan 7 (lomba puisi tingkat Nasional, lomba via online) Tapi merasa masih belum bisa, masih belajar dan akan terus belajar. Buku ini terbit bulan Juli juga teman-teman. Sud

Merasakan Kesepian?

Gambar
Kesendirian tak selamanya mendatangkan kesepian. Namun, kesepian selalu mendatangkan kesendirian. Mungkin itulah kalimat yang sangat cocok untuk menggambarkan betapa mengerikannnya rasa kesepian itu.  Kita sering mendengar kalimat “merasa sepi dalam keramaian”, itu berarti bahwa kesepian tak melulu hanya soal ada atau tidak adanya yang menemani di sisi. Namun, kesepian datang karena ada kebutuhan yang tak terpenuhi. Ada kebutuhan biologis, kognitif, emosional yang mendorong seseorang untuk membangun hubungan, namun banyak orang merasa sulit mencapainya. Apa akibatnya? Kesepian. Apa Itu Kesepian? Reaksi emosional dan kognitif  yang tidak menyenangkan sebagai akibat dari hasrat akan hubungan akrab yang tak dapat dicapai. Atau hanya sedikit dan tak memuaskan (Archibald, Bartholomew & Marx, 1995; Baron, dkk, 2005). Kesepian sangat erat kaitannnya dengan aspek psikologis. Karena kesepian hadir dari tak baiknya hubungan sosial, di mana dalam melakukan hubungan sosial tentu saja terdapa

Sudah Bahagiakah?!

Gambar
"Sudahkah kamu merasakan bahagia dalam hidupmu?" "Mmm, sudah," "Kapan?" "Ketika saya bisa membahagiakan orang-orang yang saya sayangi." "Lalu apa definisi bahagia bagimu?" "Bahagia adalah ketika saya bisa membahagiakan orang lain." "Lalu bahagia untuk dirimu sendiri apa?" "Ya itu, saya bisa membahagiakan orang-orang," "Baik, apakah kau sudah bisa membahagiakan orang-orang?" "Belum semuanya," "Jadi kamu tidak bahagia kalau mereka semua tidak bahagia?" "Mungkin," "Kenapa?" "Karena buat saya melihat orang bahagia adalah kebahagiaan saya." "Jadi sekarang kamu merasa bahagia atau tidak?" "......" Percakapan di atas contoh kecil dari bagaimana kita sudah kehilangan definisi kebahagiaan untuk diri sendiri. Perhatikan berapa kali ia mengatakan bahwa kebahagiaannya terletak pada orang lain. Dia tak mampu menjelaskan sesed

Mempercayai atau Dipercaya?

Gambar
Kenapa kita sulit percaya, karena ada orang yang sulit menempati janji. Dalam filsafat satu yang selalu diingatkan "jangan lakukan sesuatu pada orang lain, yang mana sesuatu itu tidak kamu suka atau benci jika orang lain lakukan padamu.". Kamu mau diperlakukan baik  tapi tidak baik pada orang, kamu mau dihargai tapi tidak bisa menghargai orang, dan kamu mau dipercayai tapi tidak bisa menepati janji, orang bodoh mana yang terus-menerus mau diperlakukan seperti itu. Sekuat apapun dia, sebaik apapun, ketika rasa kecewa atas sebuah percaya menghampirinya maka akan seperti kembang api, menyala terang kemudian hilang. Ledakan kecewa itu seperti kembang  api yang meluncur ke atas, terlihat sebentar lalu dia lenyap. Orang yang kecewa akan cenderung menghindari apa yang membuat mereka kecewa, ia tak mau kecewa lagi, sesederhana itu. Saat kita mengecewakan seseorang anggap saja kali pertama, pada awalnya akan dimaklumi, tapi jika terus diulangi, bisa jadi dia lebih baik sendiri, be

Putus Dari Putus Asa

Gambar
Dalam hidup tak jarang kita merasa tak bermakna, segalanya berjalan tak sesuai rencana, tak ada yang berharga bahkan seringkali dipandang sebelah mata. Tak apa, itu hal biasa. Setiap manusia pasti pernah merasa. Hanya saja tak semuanya menerima dengan lapang dada, sebagian lainnya memilih putus asa. Bicara tentang putus asa, aku ingin berbagi cerita, mungkin kita semua sudah pernah mendengarnya tapi seringkali kita melupakannya. Cerita tentang utusan-Nya, yang doanya melegenda, bahkan suaranya dikenali para malaikat. Bisa menebaknya? Atau ingat-ingat lupa? Dialah Nabi Yunus, salah satu hamba pilihan yang merupakan utusan-Nya, diberikan tugas untuk menyampaikan kabar berita bagi kaumnya, namun kaumnya banyak yang ingkar, hanya segelintir yang mendengarnya. Sekian lama sang nabi merasa apa yang dilakukannya seakan sia-sia, ia mulai putus asa. Sang nabi memilih meninggalkan kaumnya, menaiki sebuah kapal laut, pergi berlayar. Tiba-tiba laut berguncang hebat, kapal terancam tenggelam.

Jika Besok Aku Mati~

Gambar
Bagaimana jika besok aku mati, Apakah amalku sudah cukup membuat kuburku lapang dan terang Bisakah aku menjawab pertanyaan dengan lancar tanpa rasa gentar Kuatkah aku jika siksa yang harus kuterima, sungguh aku tak bisa menerka Bagaimana jika besok aku mati, Apakah orang-orang akan bersedih Ataukah lega atas ketidakhadiranku di hari-hari berikutnya Akankah banyak yang mendoakan dan mengingatku Bagaimana jika besok aku mati Apakah orang tua ku akan tegar menerimanya Akankah keluarga selalu sebahagia biasanya Sahabat, teman, guru serta kenalanku bisa mengenangku dengan memori indah Bagaimana jika besok aku mati Banyak rencanaku yang belum kuwujudkan Masih banyak janji yang belum kutepati Masih banyak kata yang belum sempat diutarakan Masih banyak perasaan yang tersimpan belum tersampaikan Bagaimana jika besok aku mati Aku rasa dosaku cukup banyak membuatku disiksa Aku tak kuat menahan kesendirian dan kesiapan dalam gelap gulita Aku tak mampu menghindar dari himpitan t

Dua Manusia, Tercipta dari Usaha dan Doa

Gambar
Sekian lama menghilang, akhirnya bisa kembali menyapa pengunjung setia di blog yang sepi ini. Apa kabar penduduk bumi? Wkwkwk Kali ini saya kembali dengan teman kecil, ia lahir dari mimpi dan kemauan yang besar. Sebuah buku berjudul Dua Manusia. Apa yang ada dibenak kalian dengan judul itu? Yang pasti buku ini bisa menjadi salah satu hiburan dan juga sahabat dikala senggang, rehat sejenak dari aktivitas dunia yang nyatanya sering melelahkan. Dua Manusia, adalah​ buku solo pertama saya setelah saya banyak mengikuti event. Untuk info lebih lanjut tentang event menulis apa saja yang saya ikuti coba klik link ini : http://diskominfo.lombokbaratkab.go.id/nurhasanah-dari-kim-merintis-karir-menjadi-penulis/ Btw, first time masuk berita. 😂 Buku pertama saya yang tercipta dari Usaha dan Doa. Tak terhitung berapa kali saya menggantungkan harapa pada-Nya, agar setidaknya karya saya bisa diterbitkan. Meski bukan Mayor, meski tak dijajakan di toko-toko buku. Tak apa, sungguh tak apa. Kar

Aku Amatir

Gambar
Aku ingin sedikit bercerita, ah bukan sedikit tapi panjang, cukup​ panjang tapi tenang saja tak sepanjang jalan kenangan. Saat aku kecil, aku ikut dengan Bapak yang ditugaskan di pelosok, setiap malam sebelum tidur ibu suka mendongeng, cerita bawang merah bawang putih (maaf bukan seperti cerita yang difilmkan di tv), Cilinaye (Tanjung menangis dan cipratan merah di daun Ketapang)  dan legenda Lombok Putri Mandalika. Yang paling sering diulang-ulang adalah bawang merah bawang putih, begitu berbekasnya cerita itu aku sampai menangis tersedu-sedu seperti orang yang tiba-tiba diserang demam tinggi, kadang aku tertawa setiap kali mengingat itu. Sejak saat itu aku suka dengan cerita-cerita, lalu ketika aku mulai bisa membaca ibu membelikanku buku legendaris Siksa Kubur dan Nikmat Surga, Kunci Ibadah, Kisah 25 Nabi dan Rasul. Lagi-lagi aku semakin suka membaca cerita. Setiap ada Bazaar buku kecil-kecilan yang datang ke SD aku membeli, buku dongeng mancanegara (dari sini aku tahu mitologi Yu

Deadliness

Gambar
Waktu. Selalu bergerak maju, tak peduli lukamu juga perasaanmu. Kita semua tahu, bahwa setiap hal memiliki tenggat waktu. Tak peduli seberapa kuatnya dirimu, kau akan kalah dihabisi waktu. Seperti sebuah kalimat bijak dari Tere Liye, "Ketika sang waktu menghabisi segalanya, bukankah semua manusia sama?" Ya, kita semua sama. Mati. Lalu apakah kau tahu berapa lama usiamu? Faktanya, menerka maut tak seperti memiliki kuota internet yang bisa kita periksa kapan berakhirnya. Masih berani sok jagoan? Sok jadi pahlawan, padahal menolong diri sendiri saja tak mampu. Bukannya sinis, hanya merasa ironis, banyak sekali orang-orang yang berlagak menjadi segalanya padahal sejatinya ia tak punya apa-apa, dan bukan siapa-siapa. Kita adalah manusia, kita semua sama di hadapan kematian. Pada akhirnya satu-satunya yang kita bawa saat mati, hanya kain kafan bukan? Setiap hal di dunia memiliki batas. Bahkan pakaian yang kongkret pun ada yang dibuat dalam edisi terbatas. Apalagi sesuatu yang

Hawa Penuh Rahasia

Gambar
Duhai Adam, apa yang kau tahu tentang Hawa? Everything Men Know About Women adalah sebuah buku yang "ditulis" oleh Alan Francis. Buku tersebut memiliki 100 halaman yang semuanya kosong. Lihat bagaimana seorang penulis pun tak bisa mendeskripsikan bagaimana sebenarnya para perempuan. Satu-satunya yang ditahu laki-laki tentang kami adalah bahwa kami tak bisa dideskripsikan. Bukankah sudah menjadi hal lumrah para perempuan diberi label mahluk paling susah dimengerti. Lalu bagaimana kaum adam yang katanya penakluk hati perempuan bisa menyabet gelar penakluk? Sedangkan yang mereka tahu hanyalah bagian kecil. Percayalah, saat adam-adam di luar sana berkata tahu segalanya tentang kami (kaum Hawa) maka itu hanyalah bualan. Bukankah mereka yang mengecap kami mahluk yang tak bisa mereka mengerti. Mengeluh ketika mereka tak bisa menebak maksud kami. Apakah iya kami adalah tidak, atau iya memang iya, atau tidak adalah iya. Diam kami adalah iya, atau diam kami adalah marah. Kata ter

Dejavu Adi Sutjipto

Gambar
Lion Air JT 0274 17.40 Seperti dejavu. Tanggal 30. Sore yang sama. Suasana yang sama. Dan tempat duduk yang sama. Aku pun masih sendirian. Sendiri melawan kengerian berada di lautan orang asing. Ah, aku lupa kapan aku tak asing untuk orang lain? Bahkan yang pernah sangat dekat pun berubah menjadi asing. Aku termenung. Menunggu waktu melesat menunjuk jam keberangkatan. Aku tak murung. Ya setidaknya kali ini ada kebahagiaan. Kenapa? Karena sejatinya pulang ini adalah kejutan yang sungguh tak pernah kuduga sebelumnya. Tadinya, aku ingin terbang ke ujung barat. Apalah daya Tuhan memiliki rencana lain. Aku pulang. Pada rumah. Ibu, bapak, keluarga. Semua orang menungguku. Meski masih saja berjalan sendirian dalam perjalanan ini. Tak apa. Aku tahu segala hal tak pernah terjadi karena kebetulan. Senja menghias di langit bandara. Aku ingin banyak menghirup udara Jogja. Just like the last. Rasanya baru kemarin aku kembali, dan sekarang aku pergi lagi. Jakarta aku tak jadi mengunjungimu.

Love, Life, is Journey!

Gambar
Hari ini pagi, menikmati gravitasi kamar yang selalu lebih kuat dari gravitasi bumi. Entah bagaimana, kamar selalu menjadi tempat ternyaman dan teraman untukku. Bagaimana lagi, aku yang sering diberi cap 'aneh' dan 'gila' kadang susah menyampaikan maksud di luar sana. Baiklah aku tidak akan membicarakan perihal bagaimana dunia melihatku, tapi aku ingin sedikit berbagi bagaimana aku melihat dunia ini. Bagi pembaca setiaku, yang selalu hadir di setiap tulisan blogku terima kasih. Sungguh aku sangat berterima kasih karena masih sudi datang, meski aku tidak tahu siapa tapi aku tahu kalian salah satu manusia yang terbuka, rela meluangkan waktu hanya untuk membaca curahan yang terkadang aku akui sangat bukan diriku, dramatis dan ya mungkin berlebihan. Hanya saja, aku suka menulis, karena dengan menulis aku tak perlu risau ada kata yang tercekat di kerongkongan yang tak sempat terucap, bahkan sengaja aku telan bulat. Hari ini bulan Januari, hari ketiga belas. Aku