Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Cerita Aku si Mahasiswi Psikologi

Gambar
Assalamualaikum. Hallo everibadeh. Menyapa kalian lagi nih, but ini tulisan agak berbeda dari biasanya. Edisi curhatan, tapi bukan tentang perasaan. Curhatan tentang pengalaman suka dan duka jadi mahasiswi Psikologi. Mulai aja deh, gak usah banyak basa-basi, yuk simak. Cekidot. Sekarang nin saya Semester 5, duh udah selesai kuliah semester 5nya nunggu ujian aja. Besok senin ujian tolong doakan biar lancar dipermudah, IPK naik. Duh banyak mintanya nih pemirsa. Yaps maklum semester tingkat akhir gitu. Selama 2 tahun 5 bulan ini banyak sekali yang saya alami. Saya sih mau bahas yang dukanya baru sukanya. Biar kayak pepatah berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Duka jadi mahasiswa psikologi itu apa sih Nung? Oke dukanya pertama setiap kali orang tahu jurusan Psikologi mereka langsung bilang "bisa baca wajah dong?" "Bisa baca garis tangan?" "Baca karakter saya dong" dan sejenisnya. Ya kadang kita

Ro-man-tis

Gambar
Roman. Romansa. Romantika. Romantis. Romantisme. Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata-kata itu? Kisah cinta ala Romeo Juliet? Atau Beauty and the Beast? Laila Majnun? Atau mungkin Habibie Ainun? Ceritakan padaku kisah seperti apa yang terlintas di otakmu. Aku sudah mulai lupa bagaimana rasanya dicintai oleh seseorang. Aku sudah lupa bagaimana rasanya diperhatikan seseorang. Bahkan aku sudah lupa bagaimana rasanya bahagia memiliki seseorang yang selalu ada untuk menemaniku menjalani hari-hari beratku. Bukan. Bukannya aku mengeluh. Aku hanya ingin mengulik perasaan yang mengusikku akhir-akhir ini. Aku seperti seorang penderita tuna asmara, yang tak tahu bagaimana cara mencintai dan menerima cinta orang lain. Kau tahu sudah sangat lama, sangat lama aku tak memiliki seseorang yang akan bertanya apa kabar, bagaimana hariku, dan sejenisnya. Bukannya kekanak-kanakan atau aku sangat ingin diperlakukan begitu oleh orang lain. Aku hanya bertanya pada diri sendiri, sebegitu sib

Short but Soft :)

Gambar
Bu, katanya aku membosankan. "Kalau begitu temukan seseorang yang meski tahu kamu membosankan dia tetap bertahan.” Tapi katanya aku juga tak menyenangkan. "Kalau begitu temukan seseorang yang meski tahu kamu tak selalu bisa membuatnya bahagia dia selalu ada." Tapi katanya... "Nak, suatu saat dia pasti datang. Orang  yang memang tepat untukmu, yang memang ditakdirkan untukmu. Jika saat ini kamu ditinggalkan atau diabaikan, sederhana saja, dia bukanlah yang tepat dan terbaik untukmu." Bu aku ingin seseorang yang aku inginkan juga menginginkan aku. Seseorang yang aku butuhkan juga membutuhkan aku. Seseorang yang aku harapkan juga mengharapkan aku. Seseorang yang aku dambaan juga mendambakan aku. Semoga, semesta mengaminkan. :)