Postingan

Selamat yang Terlambat

Gambar
Seorang gadis (yang tak tahu bagaimana cara untuk memperlakukan orang yang dicintai) bersama dengan seseorang lelaki (yang memberikannya kebahagiaan yang tak pernah dia dapatkan). Tapi seperti berada di jalan berbunga yang di bawahnya jurang dalam, salah langkah m a ka akan jatuh terhempas.  Gadis itu terlalu muda, banyak keraguan dan takut ditinggalkan. Padahal yang dibutuhkan hanyalah percaya pada orang yang dicintai, dalam hatinya hanyalah prasangka. Hingga harusnya hari ini mereka bisa bahagia bersama, tapi laki-laki itu kini telah bersama dengan perempuan lain yang lebih bisa memperlakukannya dengan baik selayaknya seorang laki-laki. Mereka saling mencintai pada awalnya, tapi jauhnya jarak membuat semua berubah. Gadis yang usianya begitu muda dengan seorang lelaki yang sudah dewasa, membuat si gadis menjadi bulan-bulanan bahwa ia tak layak dan tak pantas. Ya si gadis salah karena hanya percaya pada apa yang dilihat dan didengar, tak berikan si lelaki kesempatan menjelask

Jadi Aku

"Kak enak banget ya jadi kakak, apa yang kakak lakuin selalu berhasil, banyak teman, kakak gak menonjolkan diri tapi orang kenal kakak, kakak nyaman jadi diri kakak, kakak keren banget deh pengen banget aku tuh bisa kayak kakak, menginspirasi." . Orang-orang hanya melihat luar kita saja. Menjadi aku, tidak mudah. Aku memang sudah terbiasa harus menunjukkan sisi kuat dan bodo amat, konsekuensinya dianggap "galak" dan "judes". . Apa yang kulakukan selalu berhasil? Tidak semua, sering gagal kok, cuma gak mau aja yang menyiarkan ke dunia aku pecundang. Gak mau menonjolkan diri ini emang benar, bahkan kalau bisa aku invisible aja lah karena aku ngerasa terganggu sekali kalau jadi pusat perhatian, orang kenal aku? Kayaknya gak deh, yang kenal cuma beberapa. . Aku nyaman sama diriku sendiri? Hm, seringkali aku perang sama diriku sendiri, untuk beberapa hal aku suka kejam sama diri sendiri (sekarang sedang proses how to love myself more). . Jangan pengen j

Patah Tak Berdarah, Puisi-puisi yang Terluka

Assalamualaikum. Halooooo everibadeh. Apa kabar? Sehat kan? Baik-baik aja ya? Haduh long time no nulis-nulis di blog ini ya. Kangen gak nih? Kangen dong ya? Boleh minta tinggalkan komentar selepas baca tulisan ini? Kalau perlu bisa nih minta request tema tulisan, pokoknya komen dulu biar tau ini blog masih ada yang menyambangi, padahal sudah usang pake banget. Setidaknya meski hanya beberapa orang yang tetap menunggu tulisanku, itu sungguh berarti daripada tidak ada sama sekali. . Hem kali ini tulisannya akan panjang sekali. Eh emang kapan ya aku buat tulisan pendek? Wkwkwk. Semoga kalian menikmati dan membaca sampai selesai ya. Oh ya, selamat tahun baru gaes. Sudah April ya, sangat telat nih ngucapinnya, gak apa-apa kan? Ini kan bukan pengakuan cinta, jadi telat gak apa-apa ya. Duh picisan kambuh, bahas cinta lagi. . Aku mau kasih tau nih. Aku sudah gak kerja alias calon pengangguran, karena sebentar lagi aku juga akan melepas status mahasiswa. Duh gak kerasa banget padahal baru k

I Like it! So What?!

Suka Korea-koreaan, tidak cinta negeri sendiri?! . Kalimat yang masih menjadi pernyataan terus menerus. Bagaimana mereka yang anti korea itu bisa mengukur nasionalisme kami hanya dari sepotong kecil bagian hidup kami. Hanya karena mereka tak suka Korea-koreaan lalu mereka sangat cinta negaranya? Begitu? . Lucu saja banyak sekali orang, kebanyakan laki-laki yang entah kenapa selalu panas setiap kali mendengar Korea, k-pop, drama dan lainnya. Krisis kepercayaan dirikah kalian? Takut dibandingkan dengan oppa-oppa ganteng yang katanya plastik (padahal orang di Indonesia juga banyak tuh yang operasi) nanti akan ada argumen tidak sebanyak di sana. Yo wes, sakarepmu. Yang jelas kalau mau buka mata, pakai kuota internet buat cari tahu tuh artis-artis yang dikatain plastik emang operasi plastik apa tidak, jangan-jangan pikiran kalian saja yang overgeneralisasi. Menyamaratakan semuanya. Padahal kebanyakan entertainer di sana memang sudah kinclong dari orok. . Suka nyinyirin kesukaan orang

Mencintai atau Dicintai?

Kita sering mendengar, mendapatkan, bahkan yang melontarkan pertanyaan lebih baik kamu mencintai atau dicintai? Tentu saja setiap orang memiliki jawaban yang berbeda. Tergantung pada apa yang diinginkan, dibutuhkan, dan apa yang dialami. Bagi orang yang selalu mencintai, dia ingin juga dicintai. Begitu juga dengan orang yang selalu dicintai, dia juga ingin sesekali mencintai. Tapi ada satu hal yang diinginkan oleh semua orang di belahan bumi manapun, kita semua ingin dicintai oleh orang yang kita cintai bukan? Atau mencintai orang yang juga mencintai kita. Intinya saling mencintai. Lalu aku bagaimana? Tentu aku ingin saling mencintai dengan seseorang, mungkin nanti. Namun, jika aku diberikan sebuah pertanyaan untuk saat ini aku lebih memilih dicintai atau mencintai, aku memilih mencintai. Ya aku memilih mencintai karena beberapa alasan. Aku orang yang sangat teguh pada sesuatu, ketika aku suka atau tidak suka maka proses itu akan sangatlah lama. Bagiku berusaha mencintai orang

Cerita Aku Si Mahasiswi Psikologi #Part 2

Psikolog dan Stigma Assalamualaikum. Kembali lagi dengan saya si pemilik blog ini. Apa kabar pemirsa? Duh tulisan ini ditulis, saat lagi pening mengerjakan tugas akhir, tidak jauh-jauh dari proposal, laporan, kasus, jurnal dan lainnya. Mahasiswa psikologi memang senang dengan masalah ya, bahkan sering cari masalah loh, bukan buat dikepoin doang ya tapi dicari bagiamana jalan keluarnya. (Jadi kamu masih gak percaya kalau mahasiswa psikologi itu mantu idaman banget?) Kali ini mau bahas Psikolog dan Stigma. Tau kan ya Stigma apa? Stigma disini bukan judul lagunya V BTS loh guys. Jadi Stigma itu adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karna pengaruh lingkungannya; tanda yang diberikan oleh orang di sekitar kepada seseorang atau bisa jadi kelompok. Hubungannya sama pembahasan sekarang apa? Nah tau gak orang-orang gak mau konsultasi ke Psikolog itu kenapa? Kebanyakan takut sama stigma masyarakat yang kalo konsultasi ke Psikolog artinya kamu "bermasalah". Come

Perihal Jodohku Kelak

Assalamualaikum para pembaca setia. Baik yang masih sendiri, sudah bersama si doi, ataupun masih abu-abu kisahnya. Datang lagi, ingin berbagi cerita. Semalam ada obrolan panjang antara aku dan ibu. Bahasannya pun tak main-main, menikah. Ada salah satu keluarga yang menikah, dan itulah yang menggiring pembahasannya ke sana. Jadi selama ini orang-orang sering sekali berkata "Standar kamu jangan ketinggian makanya susah cari pasangan" atau "Buka diri dong, jangan susah didekati gitu". Fyuuuh (membuang napas panjang). Ah, penonton memang seringkali sok tahu ya pemirsa. Hahaha Hal pertama yang membuat aku sampai saat ini masih betah sendiri karena aku ingin menghabiskan waktuku dengan diriku sendiri terlebih dahulu sebelum membaginya dengan orang lain. Aku ingin sebuah perkenalan nanti saat aku memang sudah siap ke jenjang yang serius alias menikah. Aku tidak mau berkenalan hanya untuk sekedar tahu, sayang lalu pisah, aku cuma punya hati satu dan ingin kujaga selalu.