Mencintai atau Dicintai?



Kita sering mendengar, mendapatkan, bahkan yang melontarkan pertanyaan lebih baik kamu mencintai atau dicintai?
Tentu saja setiap orang memiliki jawaban yang berbeda. Tergantung pada apa yang diinginkan, dibutuhkan, dan apa yang dialami.

Bagi orang yang selalu mencintai, dia ingin juga dicintai. Begitu juga dengan orang yang selalu dicintai, dia juga ingin sesekali mencintai. Tapi ada satu hal yang diinginkan oleh semua orang di belahan bumi manapun, kita semua ingin dicintai oleh orang yang kita cintai bukan? Atau mencintai orang yang juga mencintai kita. Intinya saling mencintai.

Lalu aku bagaimana? Tentu aku ingin saling mencintai dengan seseorang, mungkin nanti. Namun, jika aku diberikan sebuah pertanyaan untuk saat ini aku lebih memilih dicintai atau mencintai, aku memilih mencintai.

Ya aku memilih mencintai karena beberapa alasan. Aku orang yang sangat teguh pada sesuatu, ketika aku suka atau tidak suka maka proses itu akan sangatlah lama. Bagiku berusaha mencintai orang yang mencintaiku sama sulitnya dengan membuat orang yang kucintai mencintai aku.

Alasan lainnya adalah aku bisa mengendalikan perasaanku sendiri. Karena aku yang mencintai, itu perasaanku, aku bisa mengendalikannya, kapan harus berjuang, melepaskan dan sebagainya. Tapi saat aku dicintai, perasaan itu adalah punya mereka, aku tidak bisa mengatur atau melarang mereka untuk tidak mencintai atau harus tetap mencintaiku. Saat aku mencintai, tinggi rendahnya ekpektasiku terhadap orang tersebut bisa aku sesuaikan dengan diriku sendiri tapi ketika dicintai aku mungkin bisa berkata "jangan berharap banyak" tapi aku tidak bisa mengehentikan mereka untuk berharap banyak kan?

Alasan lain aku tidak biasa dengan perlakuan istimewa dari orang lain, terlebih lawan jenis. Jujur saja aku merasa terganggu, risih dan ingin menghindar dari orang-orang yang memiliki kecenderungan menyukaiku. Karena kebanyakan yang aku alami mereka terlalu, terlalu membuatku merasa menjadi orang yang tidak punya perasaan. Membuat ku merasa menjadi orang jahat, tak bisa menghargai perasaan mereka. Tapi apalah daya bahwa hati manusia cuma satu, dan satu-satunya.

Aku suka membaca cerita,  menonton film, dan mendengarkan lagu romantis. Namun, saat aku mendapatkam kisah serupa dalam hidupku entah mengapa aku jadi tidak bisa bertingkah seperti sewajarnya orang lain mendapatkan perlakuan yang menyenangkan tersebut.

Alasan lainnya aku terbiasa dengan posisi mencintai sepihak, diabaikan atau ditinggalkan, dan lebih sering yang terjadi padaku adalah jatuh cinta diam-diam. Aku tidak berani bermimpi hanya sekedar diperhatikan sedikit saja, apalagi perasaanku terbalas.

Ada saatnya apa yang aku rasakan dan alami terlihat menyedihkan, tapi aku menyadari namanya juga hidup, tidak selamanya manis yang dirasa, ada kalanya pahit yang mesti ditelan. Maka semoga nanti siapapun yang kujatuhi hati, adalah tempat jatuh yang tetap membuatku utuh, bukan tempat rebah yang membuat lelah dan patah.

Untuk siapapun yang pernah mencintaiku, tak terbalas olehku. Percayalah, mungkin aku bukan orang yang tepat untukmu, atau waktu kita saja yang belum tepat. Siapa yang tahu di lain waktu Tuhan membalikan hatiku. Satu lagi, hanya karena ditolak olehku bukan berarti kamu tak layak atau tak pantas, sebenarnya aku yang bermasalah, iya aku sedang belajar bagaimana menerima perasaan suka dari orang lain. Terima kasih telah menyukai perempuan sepertiku, kudoakan yang terbaik untukmu, semoga dipertemukan dengan perempuan lain yang lebih mampu menerima perasaanmu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Besok Aku Mati~

Mempercayai atau Dipercaya?

Cinta Ala Zulaikha