Love, Life, is Journey!



Hari ini pagi, menikmati gravitasi kamar yang selalu lebih kuat dari gravitasi bumi. Entah bagaimana, kamar selalu menjadi tempat ternyaman dan teraman untukku. Bagaimana lagi, aku yang sering diberi cap 'aneh' dan 'gila' kadang susah menyampaikan maksud di luar sana. Baiklah aku tidak akan membicarakan perihal bagaimana dunia melihatku, tapi aku ingin sedikit berbagi bagaimana aku melihat dunia ini.

Bagi pembaca setiaku, yang selalu hadir di setiap tulisan blogku terima kasih. Sungguh aku sangat berterima kasih karena masih sudi datang, meski aku tidak tahu siapa tapi aku tahu kalian salah satu manusia yang terbuka, rela meluangkan waktu hanya untuk membaca curahan yang terkadang aku akui sangat bukan diriku, dramatis dan ya mungkin berlebihan. Hanya saja, aku suka menulis, karena dengan menulis aku tak perlu risau ada kata yang tercekat di kerongkongan yang tak sempat terucap, bahkan sengaja aku telan bulat.

Hari ini bulan Januari, hari ketiga belas. Aku belum sempat mengucapkan selamat tahun baru pada tahun ini, dan selamat tinggal pada tahun sebelumnya. Tahun 2016, banyak sekali hal yang aku lalui. Seperti halnya lautan, terkadang pasang dan surut. Kehidupanku juga begitu, ada masanya aku tertawa cengkikikan sampai rasanya rahangku akan lepas, untuk sedetik kemudian menangis sesenggukan sampai rasanya yang keluar adalah darah bukan air mata lagi. Ya itulah hidup yang kujalani. Senang, sedih, bahagia, berduka, bertemu, berpisah, patah hati, jatuh hati, merindukan, membenci, semua ada masanya dan masa itu hanya sementara. Tak ada yang abadi bukan? Itulah sebabnya aku tak terlalu sumringah ketika ada sesuatu hal, yang ku tahu akan segera berlalu cepat atau lambat. Dan, mungkin inilah yang membuatku terkesan membosankan,  menyebalkan, dan pesimis, padahal aku lebih suka mengatakan realistis sebenarnya.

Tahun 2016, aku banyak mengalami kisah romansa yang tersembunyi. Lagi dan lagi, aku seperti pengecut yang bahkan tak berani bermimpi ada seseorang yang memang ingin mengenalku lebih dalam dan serius. Masalahnya adalah aku selalu menutup diri, baiklah aku akui, aku seringkali tak memberi kesempatan orang lain untuk mengenalku. Aku pun tak ambil pusing ketika aku dikatai sombong atau sejenisnya. Aku merasa tidak perlu mengklarifikasi bahwasanya aku tidak sombong atau apalah itu. Karena aku malas saja, biarlah dunia memandangku sesuka hatinya, asal aku tak begitu. Meski terkadang aku benci, dunia kadang sangat kejam padaku, seperti berjalan di atas ladang ranjau kerapkali aku meledak karena pijakanku salah.

Aku bertemu beberapa orang yang entah bagaimana sangat memebekas, aku seperti menemukan para agen baru, rasanya ingin langsung melatlntik mereka waktu itu. Mereka tidak melihatku seperti seorang perempuan yang aneh bin gila, tapi bagaimana mereka menatapku seakan aku mahluk langka yang perlu dijaga kalau bisa dipatenkan. Oke, ini terdengar lebay memang. Tapi aku hanya ingin mengartikan tatapan mereka saat itu. Bahagia? Aku malah ketakutan, setiap harinya aku berdoa kapan semua berakhir. Aku tak lupa walau sehari untuk meyakinkan diri, mereka hanya penasaran saja, ketika rasa penasaran itu sudah terpenuhi maka semua selesai. Dan benar sekali, kisah-kisah itu seperti sebuah cerita pendek, yang bisa habis kau baca dalam sekali duduk. Mereka pergi, satu per satu tapi sialnya aku sudah terlalu nyaman dengan mereka. Aku tak bisa berbohong aku suka cara mereka bicara padaku, cara mereka menatapku tanpa membuatku risih, mendengarkan omelanku yang kadang pedas sekali, meladeni kegilaanku. Saat mereka pergi, aku kehilangan dan aku rindu. Aku merutuki diri, bukankah ini yang kuinginkan dulu? Lalu kenapa aku bersedih, ah manusia memang tidak pernah puas. Selama kisah berakhir itu, aku habiskan untuk membujuk hatiku bahwa hal ini bukan yang pertama untukku. Setelah aku berhasil melewati masa krisis itu, datanglah berita-berita bahwa sebenarnya apa yang mereka rasakan bukan hanya rasa penasaran. Katanya hanya orang bodoh yang tak tahu bahwa itu lebih dalam, bisa kita sebut suka? Atau cinta? Dan ya kali ini oh lupa, untuk ke sekian kalinya akulah si orang bodoh itu.

Ya, memang kisah romansa tak cocok untukku. Aku lebih suka action, fiksi, dan , misteri. Kalau seandainya kisah hidupku seperti genre film. Dan aku mengalami banyak petualangan pada tahun 2016. Terlepas dari kisah cinta, semua terasa berjalan lancar. Beberapa resolusi ku berjalan sesuai rencana, meski ada glester yang membekukan di beberapa hal. Namun, sekali lagi aku percaya itu adalah bagian dari perjalanan. Ada beberapa resolusi yang setiap tahun tak kunjung tercapai, kapan bukuku terbit? Aha bagaimana bisa terbit jika aku belum selesai menulis potongan-potongan cerita itu. Tapi aku sangat berharap mimpiku bisa terwujud tahun ini. Siapa tahu ada wangsit dan dalam satu malam ceritaku selesai kemudian terbit esok paginya seiring matahari pagi datang. Baiklah sepertinya aku bermimpi lagi.

Kesimpulannya, aku seringkali melihat dunia sebagaimana anggapanku tentang cara dunia melihatku. Aku merasa semua hal seperti tak mungkin bagiku, padahal satu-satunya hal yang tak mungkin adalah ketidakmungkinan itu sendiri. Ya tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Aku sering termakan prasangka ku, sering dibutakan pandanganku. Oleh karena itu, kamu yang saat ini sedang dalam perjalanan menemukanku semoga tak goyah untuk datang menjemputku. Menerima segala keburukanku, dan tak silau dengan kelebihan ku yang tak seberapa. Aku tahu cinta, hidup, dan segalanya selalu tentang perjalanan. Bagaimana kamu sampai? Apa yang kamu alami selama itu? Lalu apa yang kau petik dari semua itu? Dan siapa yang menemani selama perjalanan itu? Ya semuanya tentang perjalanan, dan dalam perjalanan kadang kita searah sejalan setujuan, kadang hanya berpapasan, berlawanan arah. Semua datang dan pergi, hanya satu yang setia menemani. Dirimu sendiri. Maka kuatlah. Bersabarlah, sampai di ujung jalan sana.

Selamat tinggal 2016, aku akan meninggalkan duka dan lukaku di sana, tapi aku akan selalu mengenang bahwa kau adalah tahun terbaik yang pernah aku miliki. Selamat datang 2017, bersahabatlah, kuatkan aku dan ayo kita buat tahun ini lebih-lebih indah dari sebelumnya, jadi tahun terbaik ya! 

Dariku, yang sedang kacau dilanda rindu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Besok Aku Mati~

Mempercayai atau Dipercaya?

Cinta Ala Zulaikha