Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Cerita Aku Si Mahasiswi Psikologi #Part 2

Psikolog dan Stigma Assalamualaikum. Kembali lagi dengan saya si pemilik blog ini. Apa kabar pemirsa? Duh tulisan ini ditulis, saat lagi pening mengerjakan tugas akhir, tidak jauh-jauh dari proposal, laporan, kasus, jurnal dan lainnya. Mahasiswa psikologi memang senang dengan masalah ya, bahkan sering cari masalah loh, bukan buat dikepoin doang ya tapi dicari bagiamana jalan keluarnya. (Jadi kamu masih gak percaya kalau mahasiswa psikologi itu mantu idaman banget?) Kali ini mau bahas Psikolog dan Stigma. Tau kan ya Stigma apa? Stigma disini bukan judul lagunya V BTS loh guys. Jadi Stigma itu adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karna pengaruh lingkungannya; tanda yang diberikan oleh orang di sekitar kepada seseorang atau bisa jadi kelompok. Hubungannya sama pembahasan sekarang apa? Nah tau gak orang-orang gak mau konsultasi ke Psikolog itu kenapa? Kebanyakan takut sama stigma masyarakat yang kalo konsultasi ke Psikolog artinya kamu "bermasalah". Come

Perihal Jodohku Kelak

Assalamualaikum para pembaca setia. Baik yang masih sendiri, sudah bersama si doi, ataupun masih abu-abu kisahnya. Datang lagi, ingin berbagi cerita. Semalam ada obrolan panjang antara aku dan ibu. Bahasannya pun tak main-main, menikah. Ada salah satu keluarga yang menikah, dan itulah yang menggiring pembahasannya ke sana. Jadi selama ini orang-orang sering sekali berkata "Standar kamu jangan ketinggian makanya susah cari pasangan" atau "Buka diri dong, jangan susah didekati gitu". Fyuuuh (membuang napas panjang). Ah, penonton memang seringkali sok tahu ya pemirsa. Hahaha Hal pertama yang membuat aku sampai saat ini masih betah sendiri karena aku ingin menghabiskan waktuku dengan diriku sendiri terlebih dahulu sebelum membaginya dengan orang lain. Aku ingin sebuah perkenalan nanti saat aku memang sudah siap ke jenjang yang serius alias menikah. Aku tidak mau berkenalan hanya untuk sekedar tahu, sayang lalu pisah, aku cuma punya hati satu dan ingin kujaga selalu.

Luka-Kuat

Ada banyak hal yang mengganjal akhir-akhir ini, aku ingin bercerita, menangis sesenggukan, hanya saja sisa-sisa harap itu menguatkan bahwa ini adalah cara Tuhan menbuatku tumbuh lebih kuat. Lalu aku putuskan menangis sendirian saja tanpamu, tanpa mereka, tanpa siapapun. Aku sudah terlalu lelah mendengar orang-orang berkata "Cari aku ketika merasa butuh seseorang" nyatanya adalah kita semua sibuk dengan urusan masing-masing kan? Aku tidak butuh Superman, meskipun aku ceroboh aku tahu aku bisa menghadapi semuanya sendirian. Aku hanya butuh teman bicara satu atau dua menit saja, hanya itu, tapi satu detik saja tak bisa diberikan. Sekarang aku mengerti kita tak punya kesempatan lagi, aku sudah lama kehilanganmu, dan kamu tak akan bisa kembali lagi. Kamu tak lagi mengenaliku, aku pun juga begitu. Hari ini aku juga mengerti sangat mengerti, bahwa untuk beberapa orang pembicaraan hanyalah basa basi saja. Menawarkan tapi tak benar-benar ingin memberikan, meminta tak benar-benar

Dejavu Lagi; Ngurah Rai

Tulisan ini ditulis saat di bandara Ngurah Rai, 8 Juni lalu. Iya ini telat di-posting. Sudah dua kali berada di bandara yang sama pada tanggal yang sama. Kalau kamu baca tulisanku yang dejavu part pertama pasti tahu. Ah Juni selalu menyimpan banyak cerita. . . . . Dejavu lagi Hari ini tanggal 8 juni 2018. Aku mendapat sebuah notifikasi dari masa lalu. Salah satu media sosial yang selalu rutin mengingatkan bahwa ada kenangan di setiap harinya. Dua tahun lalu, di tempat yang sama, hari yang sama, aku berada di sana. Bandar udara, sebuah tempat yang bagiku selalu asing sesering apapun aku berada di sana. Aku selalu merasa ingin cepat Pergi, ya pulang ke rumah. Begitu banyak orang yang kutemui silih berganti, dari penerbangan pagi hingga penerbangan selepas tenggelamnya matahari. Dari banyak pengalaman di bandaranaku belajar, bahwa manusia seperti penumpang pesawat. Setiap orang memiliki rutenya, jadwalnya masing-masing. Ada yang transit ada yang tidak, ada yang mengambil satu p

Lukamu Dariku, Maafkanlah

Assalamualaikum. Apa kabar kalian pembaca blog usang dan bersarang laba-laba ini? Sudah lama ya tidak menyapa, sudah lama tidak berbagi cerita, sudah lama ya. Ah rasanya ingin menangis, mengingat sudah lama aku tidak menulis. Selama menghilang, banyak hal yang terjadi. Pertama, yeah aku sudah 21 tahun. Yuhuuuu dah masuk dewasa awal nih, makin banyak tugas yang mesti dipenuhi, semoga bisa memberikan progres yang baik. Then, rumah baru. Etss ini rumah beneran ya, bukan analogi. Ya, aku sudah pindah rumah. Sedih iya, yang namanya perpisahan selalu menyedihkan kan? Btw sekarang lagi sibuk-sibuknya jadi anak magang nih. Cieee naik level, yang biasanya anak kuliahan aja, sekarang punya sambilan. Dan terakhir bentar lagi KKN pemirsa, dan gak main-main dapatnya di ketinggian gitu. Yuhuu gunung untuk kudaki. Kenapa aku datang malam ini? Aku sedang mengingat betapa sepinya malam ini, dan kembali mengenang orang-orang yang pernah kulukai, terlebih mereka yang menaruh harap dan rasa padaku