Kotak Pandora Masa Putih Abu

Ketika bosan menyerang, otak atik laptop. Bongkar berkas lama tentang tulisan dulu. Bertemulah saya dengan sebuah tulisan yang ketika saya baca lagi saya menangis sesenggukan. Menangis bukan karena sedih, tapi saya lega dan bahagia, masa-masa menyedihkan itu sudah saya lewati. Meski mungkin dengan berdarah, menangis saat malam menyambut besok pagi akan berangkat ke sekolah, bertemu dengan orang-orang yang mencari saat butuh, menjatuhkan saat ada kesempatan, menertawakan dengan meremehkan dan merendahkan. Hanya segelintir orang, yang bisa dihitung dengan jari menyelamatkan saya dari tekanan mental atas tak ada teman tulus. Dimanfaatkan, diintimidasi, dicemooh, dan segala hal buruk yang katanya ada pada saya dibeberkan.

Masa yang menyedihkan, selalu dituduh membicarakan mereka padahal saya tidak melakukannya. Masa yang merubah saya menjadi seorang yang lebih tertutup, lebih selektif dalam memilih teman. Masa yang mengantarkan saya pada satu prinsip hidup "Tidak perlu banyak teman tapi palsu, lebih baik memiliki satu sahabat sejati"


Tulisan Istimewa untuk Para Penggunjing Setiaku :*


27 Januari 2015 pukul 19:14

Hai, apa kabar kalian? Saya berharap kalian semua baik-baik saja dan selalu dalam keadaan sehat tanpa penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan alat indera bicara kalian, sariawan misalnya atau sakit gigi. Saya tidak bisa membayangkan jika kalian sedang sakit itu berarti kalian akan absen membicarakan saya. Oh pasti rasanya menyebalkan sekali ya tidak bisa membicarakan saya dengan segala keburukan saya yang menurut kalian sangat mengganggu itu? Jujur saya juga sebal jika kalian tidak membicarakan saya tapi lebih menyebalkan lagi saat kalian mulai bertingkah lebih dari itu.


Dear para penonton setia....

Ah rasanya bukan hal biasa saat kalian menggunjing, memaki, mencaci, bahkan menjelek-jelekkan saya saat kalian sedang berkumpul dengan teman-teman kalian yang suka sekali membahas orang lain sebagai topik pembicaraan. Kalian, ya kalian. Bukan orang jauh, tapi setiap hari saya temui. Selama ini saya mencoba menutup mata dan telinga serta mulut untuk tingkah kalian itu, saya bukan orang yang suka cari masalah, tapi kalau memang kalian menganggap saya sebagai masalah dan ingin membuat masalah dengan saya ayo bicara sinis dan bully saya di depan saya kalau perlu di depan orang banyak agar semua orang tahu saya seburuk itu, jangan hanya bicara di belakang dan sembunyi-sembunyi saat saya tidak sedang berada bersama kalian dan saya pastikan kalian tidak akan bisa menyebut nama saya lagi disetiap pembicaraan kalian. Tapi apa kalian seberani itu? Tidak, tentu saja tidak. Kalian sangat pengecut, bahkan tidak punya nyali sama sekali, hanya untuk bicara suatu cerita yang kalian anggap fakta saja tidak berani. Bukankah kalian selalu bilang saya hanya pantas untuk dimanfaatkan, pertemenan tulus tidak layak untuk saya dapatkan? Dan kalian dekat dengan saya karena ada maunya? Oh rasanya saya ingin menangis karena hal itu, tapi dipikir lagi untuk apa menangisi orang-orang seperti kalian, iya kan? Kalian sangat kenal pribadi saya seperti apa, tentu kalian punya sejuta alasan untuk merendahkan saya. Kalian, andai kalian tahu sejak pertama kali mengenal kalian tidak pernah terbesit sedikitpun untuk menjadikan kalian teman mainan saya seperti yang kalian lakukan.


Dear para penggunjing....

Saya tidak heran mendengar cemoohan dan olok-olokan kalian, bukankah itu sudah menjadi kegemaran kalian dari dulu? Atu bisa disebut sebagai penyakit membicarakan orang. Jangan lupa ya, saya siapa di sandiwara kalian, saya juga punya senjata melawan kalian, bahkan itu bukan hanya fakta dalam cerita tapi dalam realita, dan ingat? Kalian sendiri yang membicarakan hal itu pada saya, kalau saya mau sejahat yang kalian lakukan sangat gampang, tapi saya tidak sudi bersikap seperti kalian. Apa bedanya saya dengan kalian kalau saya juga menjelek-jelekkan kalian pada orang-orang. Biar saja, kalian yang saya maksud akan selamanya bernama kalian dalam tulisan saya, saya tidak akan menyebut si A, si B atau si C, setidaknya saya merahasiakan pada siapa tulisan ini saya tujukan dengan begitu tidak akan ada permasalahan lagi, tapi saya tidak menanggung beban perasaan tersindir yang kalian rasakan saat membaca ini. Camkan kalimat ini "hanya orang yang melakukanlah yang akan tersindir dengan tulisan ini". :D


Dear para manusia bertopeng....

Terima kasih banyak atas perhatian kalian yang sangat berlebihan ini sampai-sampai rela menghabiskan waktu kalian yang berharga itu untuk membicarakan saya yang buruk ini. Terima kasih sudah menggunjing saya dan meringankan dosa yang saya tanggung. Terima kasih karena kehadiran kalian dalam hidup saya, saya mengerti arti ketulusan dan kesabaran itu seperti apa. Terima kasih atas olok-olokan kalian yang selalu memacu semangat hidup saya untuk terus di depan kalian dan meninggalkan kalian di belakang saya, kan kalian yang lebih senang di belakang saya. Terima kasih sudah membuat saya sadar, saya tidaklah sempurna dan sangat lemah tanpa Tuhan saya tidak ada apa-apanya. Kalian boleh membicarakan saya semau kalian ya selama kalian pakai mulut sendiri, jangan pakai mulut orang lain. Kalian boleh memakai topeng di depan saya dan memainkan drama sandiwara, tapi ingat saya tahu kalian sedang pura-pura. Saya lebih baik tetap dianggap buruk oleh kalian daripada pura-pura baik untuk mengambil simpati kalian, karena takaran tulus hanya Tuhan yang tahu. Jangan khawatir kalian masih bisa bertanya apa yang kalian tidak tahu seperti biasanya, kalian juga boleh tetap bercerita pada saya saat kalian sedang ada masalah, kalian juga boleh meminjam apa yang saya punya dan kalian tidak punya, ya selama kalian tidak punya urat malu, silahkan saja. :p


Kalian hanya penonton, yang hanya bisa memberi komentar tanpa pernah tahu rasanya menjadi pemeran utama bagaimana, dan akan selalu begitu sampai seterusnya. Selamat ya, kalian bisa menertawakan, bisa memberi tepuk tangan, dan bisa mngkritik saat saya dalam keadaan yang tidak layak untuk jadi bahan lelucon kalian. Suatu saat kalian akan merasakan apa yang saya rasakan, selalu dan pasti balasan Tuhan lebih menyakitkan daripada ini.

Tertanda Nurhasanah si sosok yang selalu kalian gunjingkan dengan senyum meremehkan ({})

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Besok Aku Mati~

Mempercayai atau Dipercaya?

Cinta Ala Zulaikha