Cinta Ala Zulaikha

Namanya Zulaikha. Salah satu perempuan yang namanya diabadikan dalam kitab yang tak akan pernah berubah hingga akhir zaman. Kisah cintanya yang menggemparkan juga mengagumkan. Sosok Zulaikha mengajarkan bagaimana keajaiban melepaskan.

Menilik ceritanya yang pelik. Hatinya tertawan oleh ketampanan insan pilihan. Yusuf namanya. Laki-laki utusan Allah, yang memiliki perangai indah. Ketampanannya tersohor, kecerdasannya pun tak diragukan serta akhlaknya yang dipuja. Zulaikha terpesona begitu dalam, hingga perasaan itu membawanya pada kelam.

Zulaikha mengatur siasat, merayu Yusuf dengan perhitungan yang dianggap tepat. Namun, Allah selalu memberikan jalan untuk hamba yang bertahan atas nama iman. Dalihnya memanggil Yusuf karena ada keperluan, tetapi tujuannya untuk mengikuti hasutan, hawa nafsunya yang tak bisa dikalahkan. Yusuf menolaknya, mengabaikannya, melarikan diri darinya. Yusuf berkata takut pada Rabbnya. Yusuf bisa menerobos pintu-pintu yang sebelumnya terkunci rapat. Tentu saja atas izin-Nya. Lihat, betapa mudah bagi Allah untuk membuka dan menutup sesuatu.

Zulaikha kalap, pikirannya semakin gelap. Zulaikha menarik baju Yusuf dari belakang, maka sobeklah baju itu. Zulaikha kemudian menuduh Yusuf berniat keji padanya. Allah menunjukkan bahwa Yusuf bersih dari tuduhan Zulaikha yang hatinya sudah teracuni rasa ingin memiliki. Bayi yang hanya bisa menangis, kemudian bisa berbicara manis. Zulaikha terkejut, ia tersudut. Sobekan baju Yusuf menjadi bukti bahwa Yusuf tak bersalah. Zulaikha, sekali lagi kalah.
Kisah ini pun abadi. Selalu diceritakan dari masa ke masa. Lihat, bagaimana mudahnya Allah menunjukkan mana yang salah dan benar.

Sejak kejadian itu, Zulaikha menjadi buah bibir, ia dicibir. Bagaimana bisa, seorang Zulaikha jatuh cinta pada sahaya? Zulaikha tak terima atas semua itu. Ia ingin membuktikan, bahwa semua perempuan akan melakukan hal yang sama. Tak ada satupun yang bisa lepas dari pesona Yusuf. Maka diadakanlah sebuah pesta. Semua perempuan diundang nya. Sebuah pisau dan apel diberikan. Kemudian ia memanggil Yusuf, membawakan makanan. Saat Yusuf melintas, maka tak ada tatapan mata yang lepas dari wajah Yusuf. Tanpa mereka sadari, tangan merekalah yang diiris. Zulaikha tersenyum sinis. Ah, mereka pun tak jauh beda darinya. Mereka hanya melihat Yusuf sekali, tapi sudah bisa membuat mereka melukai diri sendiri. Sedangkan dia, melihat Yusuf setiap hari, bagaimana dia tak jatuh hati, hingga membuat siasat yang begitu berani.

Zulaikha tak mau menyerah. Ia tak kenal lelah. Ia bersikeras. Suaminya mengeras. Memilih Yusuf si kaki tangan atau istrinya yang menawan. Yusuf pun dikorbankan. Ke penjara ia dimasukkan. Bukannya susah hati, ia malah senang hati. Karena bisa dijauhkan dari Zulaikha, ia takut terpedaya godaan dunia.

Waktu berlalu. Zulaikha masih menunggu. Hingga Yusuf berubah menjadi pemimpin umat, orang penting bagi rakyat. Yusuf menafsirkan mimpi, dan menyelamatkan negeri dari musim paceklik. Sedangkan yang terjadi pada Zulaikha terbalik. Zulaikha menua dan kehilangan segalanya. Harta telah sirna, kekuasaan dan kecantikannya binasa.

Roda kehidupan yang berubah, membuat Zulaikha membelokkan arah, mencari hidayah. Ia bertanya-tanya, siapa Dia yang begitu dicintai Yusuf, hingga menolak cintanya? Cinta dari wanita yang tersohor kecantikannya. Siapa Dia yang membuat Yusuf tak kenal takut melawan maut? Siapa Dia yang membuat Yusuf tak pernah menjerit meski dilibas sakit. Sedangkan patung-patung yang diagung-agungkannya, tak pernah sekalipun menolongnya, bahkan ketika ia butuh pertolongan.

Titik balik kehidupan Zulaikha dimulai. Zulaikha mengenal Allah dari patah hatinya. Ia dekat dengan Allah karena rasa sakitnya. Ia menjadi begitu cinta pada Allah karena rasa kecewanya pada manusia. Zulaikha sadar bahwa satu-satunya tempat berharap dan bergantung adalah Allah. Allah maha segalanya, menyembuhkan yang sakit, merekatkan yang patah, membahagiakan yang kecewa. Hanya Allah lah yang kita jatuhi hati, tak akan membuat kita patah hati. Zulaikha mengikhlaskan Yusuf. Baginya cinta dari Allah sudah sangat cukup, ia tak akan mengejar cinta Yusuf.

Zulaikha berubah menjadi wanita sholeha. Bukankah wanita sholeha adalah sebaik-baik perhiasan dunia dan dicemburui bidadari syurga? Tak ada kerutan di wajahnya, menua telah sirna darinya. Ia seperti perempuan muda . Cantik dan menawan seperti dulu kala. Kemudian yang pergi pun kembali. Yang sempat hilang darinya kini pulang padanya. Yang dulu sangat diinginkan, yang ia perjuangkan mati-matian namun akhirnya ia merelakan semua berjalan sesuai aturan-Nya, pun menjadi miliknya dengan cara yang diridho-Nya. Yusuf menyuntingnya. Menjadikan Zulaikha istrinya.

Aku belajar dari kisah Zulaikha, seseorang yang begitu kita inginkan jika kita kejar habis-habisan, mati-matian, maka kita akan kelelahan. Banyak waktu terbuang percuma, dan saat itu kita bisa kehilangan segalanya. Menjadi orang yang menyedihkan karena perasaan yang tak terbalaskan. Namun, jika kita melepaskan, merelakan dan.mengikhlaskan, semua dilakukan semata-mata lillahitaala, maka seseorang itu akan datang dengan sendirinya tanpa diminta. Jika memang 'seseorang' itulah yang ditakdirkan untuk kita.

Yang pasti ikhlas itu melegakan. Membuat kata lepas menjadi menentramkan. Merelakan ketika menginginkan, membuat keajaiban menjelma menjadi kenyataan yang mengagumkan. Jika yang 'diikhlaskan' tak kembali, maka tentu saja akan 'diganti' dengan  yang lebih baik dari yang terbaik. Bukankah itu bukan hal yang sulit bagi-Nya? Kita hanya cukup percaya. Itu saja. Zulaikha, ambisinya  berubah menjadi ibadahnya. Ah, aku butuh hati seikhlas Zulaikha melepas Yusuf. Sungguh aku butuh hati yang seperti itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Besok Aku Mati~

Mempercayai atau Dipercaya?