Judulnya Homesick!

Kalian tahu, ini pertama kalinya dalam hidup saya menjalankan ibadah puasa jauh dari orang tua, keluarga dan jauh dari rumah. Rumah yang selalu menjadi tempat pulang dan peristirahatan paling tepat dan nyaman. Sebagai seorang perantau (ceileh, perantau ilmu maksudnya) rindu untuk kembali ke kampung halaman tentu saja tidak bisa dielakkan, dan bisa disebut saat ini saya menderita homesick akut. Bongkar-bongkar tulisan lama, bertemulah saya dengan tulisan satu tahun lalu tentang orang tua saya. Dulu saya tulis ini karena saya masih labil, belum tahu caranya untuk mengatakan, “Ma, Pa, saya sayang kalian” atau “Ma, Pa, saya butuh kalian dan rindu kalian”. Sekarang? Entah karena faktor geografis yang jauh, saya sadar satu hal, kalimat sayang, butuh dan rindu menjadi sangat istimewa untuk mereka, jadi terima kasih atas kebijaksanaan dan kebaikan yang kalian wariskan Mamiq dan Inaq. Tak sabar melepas rindu dengan kalian, i wanna go home as soon as possible!

Sepintas Coretan Teruntuk Malaikat dan Bidadari Hidupku :*

22 Januari 2015 pukul 19:32

Dear Bidadariku......

Kau adalah wanita terhebat dan terbaik yang aku punya, sejak aku dalam rahimmu yang hangat itu kau sangat mencintaiku, kau tidak peduli benih yang kau kandung akan seperti apa nanti jika lahir. Akan cantikkah? Akan cacatkah atau tidak normal senormal seperti anak lainnya. Aku sangat bersyukur dilahirkan dari seorang wanita sepertimu, banyak sekali wanita di luar sana membuang anaknya dengan tega tapi kau begitu menyayangiku sampai detik ini bahkan sampai dunia ini akan binasa. Aku tahu dan sangat sadar selama ini belum bisa memberi sepatu terbaik untuk melindungi surgamu itu, aku masih suka merengek dan mengeluh, tanpa sadar seringkali aku membentakmu dengan suara keras hanya karena masalah sepele. Sungguh bidadariku, aku tidak bermaksud begitu, dan kau selalu mengerti hal itu, bahwa gadis ini sangat keras seperti batu, tidak bisa mengungkapkan perasaannya secara langsung hanya berani melalui tulisan. Aku pun sering sungkan kepadamu untuk menceritakan masalahku, karena aku tidak ingin menambah bebanmu dengan masalahku yang labil ini, aku sering bercerita di lembaran-lembaran buku harianku dan kau kadang membacanya. Setiap aku murung, kau akan bertanya pada orang lain kenapa aku seperti itu, karena kau sangat mengerti aku tidak mau menganggu pikiranmu. Setiap kali aku merasa takut, aku akan tidur denganmu dan hal itu membuaku tenang.

Bidadariku... Maaf, maafkan gadis batu ini yang bahkan sampai saat ini belum bisa menghapus peluh keringatmu, maaf aku belum mampu membuatmu bangga akan diriku. Sekalipun kugendong kau mengelilingi dunia ini ratusan kali pun tak dapat membalas setetes air susu yang kau berikan padaku. Walaupun seluruh dunia dan isinya kuberikan sebagai balasan atas belas kasihmu pun tak mampu mengganti semua kebaikan yang telah kau berikan padaku.

Bidadariku yang mulai menua.... Aku memiliki cita-cita dan mimpi yang orang lain katakan tak mampu kugapai, tapi kau selalu berkata seakan-akan mimpiku sudah jadi kenyataan. Kau mulai mengkhawatirkan jika aku jauh darimu, jauh di dalam lubuk hatiku aku tidak ingin meninggalkanmu, ingin rasanya aku selalu berlindung dalam dekapan hangatmu, memelukmu erat saat semua orang berusaha menjatuhkanku, tapi aku harus berani melangkah jauh agar aku bisa melindungi diriku dan membahagiakanmu di saat usiamu sudah mulai senja nanti. Aku percaya satu hal, di manapun, kapanpun dan bagaimanapun aku, kau selalu mendo'akan aku bahkan tanpa aku meminta sekalipun.

Bidadariku.... Sungguh kau adalah satu-satunya wanita paling istimewa dalam hidupku di dunia dan akhirat nanti.

Dear Malaikatku....

Kau adalah cinta pertamaku, laki-laki terkuat yang aku miliki. Kau selalu memperhatikanku, sekalipun tidak setiap waktu kau bisa berada di sampingku karena pekerjaanmu. Sungguh, tidak apa-apa, meskipun aku rindu dimanja olehmu namun aku mengerti semua itu kau lakukan untukku dan untuk semua keluargamu. Aku pun kesusahan mengungkapkan isi hatiku padamu, kadang aku membuatmu kesal dengan tingkahku tapi kau selalu bersabar.

Malaikatku... Setiap darah yang mengalir dalam tubuhku adalah darahmu, kau memberiku sebuah kehidupan yang sangat cemerlang. Kau mengajariku banyak hal, pelajaran hidup yang tidak akan pernah didapatkan orang lain. Aku selalu bertanya apakah nanti aku bisa menemukan sosok sepertimu? Yang bisa menjagaku sebaik dirimu dan kalau bisa lebih darimu. Kau selalu mempercayaiku, kau mendukung semua hal yang baik untukku, memang kadang kau tidak akan mengiyakan keinginanku dengan mudah karena kau ingin aku belajar bahwa sesuatu yang berharga tidak didapatkan dengan mudah, kau selalu mengatakan saat aku menginginkan sesuatu aku harus menyadari satu hal apakah aku mampu untuk menggapainya, jika tidak mampu aku harus rela bekerja keras dan berkorban.

Malaikatku yang menawan.... Kau tidak pernah memarahiku seperti halnya orang lain, karena kau begitu penyayang, bahkan aku tidak pernah mendengarmu mengeluh. Kau mengatakan jika aku mencari penggantimu, dia tak perlu tampan tapi harus bertanggung jawab dan bisa membahagiakan aku. Setiap aku ingin tahu tentang sesuatu, aku bertanya padamu dan selalu kau jawab dengan sabar. Kau adalah orang yang mengantarku pada agamaku, kau adzani aku saat aku pertama kali melihat dunia.

Malaikatku... Kau laki-laki perkasa yang sangat kuhormati, aku sudah berjanji pada diriku sendiri kelak suamiku haruslah sepadan denganmu agar kau tak merisaukan putri kecilmu ini akan baik-baik saja atau tidak. Kini tubuhmu mulai ringkih tak sekekar dulu, kadang aku ingin menjadi sosok anak lelakimu dengan begitu aku tidak perlu meninggalkanmu, tinggal jauh saat menikah nanti. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk membahagiakanmu, karena selama ini kau adalah sumber kebahagiaanku. Aku sangat bersyukur memilikimu karena banyak anak di luar sana tidak bisa merasakan itu. Aku akan berusaha menjadi gadis kuat yang membanggakanmu, hingga meski tubuhmu mulai membungkuk kau tetap bisa berdiri tegak karenaku.

Dariku yang selalu dan selamanya akan menyayangi kalian yang tak tergantikan oleh apapun, akan selalu berusaha ada meski terhina. :* ({})

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Besok Aku Mati~

Mempercayai atau Dipercaya?

Cinta Ala Zulaikha