(Me)ndung di Langit Kelabu (baca:kalbu)
Bukankah kesibukan bisa membuat kerinduan terbunuh? Lalu mengapa bahkan dalam setiap kesibukan, perpisahan itu semakin nyata dan menjadi-jadi. Bayang perpisahan itu selalu mengikuti. Seperti bayangan diri yang begitu nyata dalam hari. Saat becermin pun ada bayangan perpisahan itu. Hari ini aku melukai kakiku sendiri, tak sengaja memang, piring kaca itu jatuh tersenggol lalu pecah mengenai kakiku. Sakit? Ah, tak ada rasanya. Aku tahu kakiku terluka karena darahnya tercecer. Aku hanya menatap kakiku sendu. Mungkin ini yang namanya merasa sendirian dalam keramaian, dan merasa kesepian dalam kesendirian. Aku tak merasakan sakit dari goresan serpihan piring kaca, karena luka di dada lebih dalam dan lebih parah. Hari ini waktu berlalu begitu lambat. Seperti satu detik menjadi puluhan detik lamanya. Menghitung setiap menit yang berubah menjadi jam. Entah bagaimana, rasanya ada air garam tersiram pada lukaku yang hampir sembuh. Baru saja aku berusaha tegar akan sebuah pelepasan, datan...